Para bidadari melepaskan punting kasih
Tak lagi meninabobokan tunas-tunas negeri
Sebab darah telah mengucur deras dari dada
Ratusan bayi tersentak dari ranjang mimpi
Matanya menatap tajam kepulan asap hitam
Tangannya yang mungil meraih pecahan kaca
Yang bertebaran di ubun-ubunnya
Mulut-mulut bayi itu bergerak tanpa suara
Hati mereka mencatat kobaran kekejian
Hidung mereka menghirup aroma darah dan air mata
Telinga mereka mendengar desing permusuhan
04 Maret 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar