04 Maret 2009

Efek Psikologi Dari Iklan

Pernahkah anda kagum mengapa orang-orang membeli hal-hal yang mereka lakukan? Tahukah anda bahwa psikologi punya peran penting dalam membentuk perilaku kita untuk membeli sesuatu? Artikel berikut ini akan mengantar anda memahami lifestyle dari para konsumen, dan menunjukkan kepada anda bagaimana membuat iklan yang menarik untuk setiap fase kehidupan.

Pertama, mari kita cermati pandangan Abraham Maslow tentang hirarki kebutuhan pada setiap fase kehidupan manusia. (Abraham Maslow adalah seorang psikolog social yang mempelajari kehidupan orang-orang sukses). Menurut Maslow, manusia memiliki lima jenis kebutuhan yang bersifat hirarkis seperti berikut :

  1. Tahap satu – kebutuhan psikologis sebagai kebutuhan paling dasariah setiap manusia seperti makanan dan minuman, tempat tinggal, udara dsb.
  2. Tahap dua – kebutuhan akan rasa aman dan nyaman; rasa aman di rumah, aman secara financial, menjalin relasi yang harmonis dengan sesama dan anggota-anggota keluarga.
  3. Tahap tiga – kebutuhan akan rasa cinta dan memiliki, kerinduan untuk diterima dan dicintai di dalam lingkungan tempat tinggal atau dengan teman-teman pergaulan.
  4. Tahap empat – kebutuhan akan rasa percaya diri, kebutuhan untuk dihormati dan menghormati, perasaan untuk diakui, keinginan untuk berkuasa dan mengawasi, kebutuhan untuk merasa berharga.
  5. Tahap lima – aktualisasi diri. Dalam tahap ini, seseorang merasa sudah menjadi segalanya, sudah meraih apa saja yang dia bisa gapai. Hidupnya sangat nyaman, memiliki segudang pengetahuan dan tingkat pemenuhan dirinya tinggi sekali.


Kata Maslow, kalau seseorang bisa memenuhi kebutuhan tahap satu, ia akan maju ke tahap berikutnya, begitu selanjutnya hingga ia memasuki tahap aktualisasi diri. Orang yang masih berada pada tahap satu dan dua akan cenderung melakukan hal kurang beradab (kekerasan) untuk memenuhi kebutuhan pokoknya demi melangkah ke tahap berikutnya.

Bagaimana menterjemahkan hirarki kebutuhan Maslow tersebut dalam teknik-teknik iklan dan kebiasaan membeli konsumen? Ingat, untuk menjual satu produk atau jasa, anda harus bisa membangkitkan rasa ingin memiliki barang yang dijual. Terbalik dengan keyakinan, konsumen tidak harus membutuhkan produk atau jasa yang anda tawarkan supaya membelinya. Tetapi anda harus bisa menggoda perhatiannya. Anda harus menciptakan kebutuhan baginya. Orang biasanya membeli sesuatu yang mereka inginkan sebelum mereka membeli barang yang benar-benar mereka butuhkan. Agar para pelanggan punya keinginan atas barang atau jasa yang ditawarkan, anda harus mengerti kebutuhan dan lifestyle-nya.

Berikut ini Hirarki Kebutuhan Maslow dari perspektif pengiklan.

Tahap Satu – Kebutuhan Psikologis:
Orang-orang yang berada di fase ini mungkin saja tidak punya banyak uang. Prioritas utama mereka adalah makanan dan minuman, tempat tinggal dan transportasi. Sebab itu, mereka akan membeli barang-barang yang harganya murah meski mutunya kurang bagus karena mereka belum sanggup membeli barang-barang yang berkualitas istimewa.

Tahap Dua – Kebutuhan akan rasa aman:
Orang-orang yang berada di tahap ini memprioritaskan rasa aman untuk saat ini dan masa yang akan datang. Mereka akan membeli dana pensiun, buku-buku dan video tentang pertahanan diri. Mereka juga akan membeli barang-barang seperti senjata untuk jaga-jaga, kamera pengintai, system alarm untuk membantu melindungi keluarga dan harta mereka.

Tahap Tiga – Kebutuhan akan rasa cinta dan memiliki :
Kebutuhan yang paling menonjol pada tahap ini adalah kebutuhan untuk merasa diterima oleh lingkungannya, baik di rumah, di tempat kerja, di antara teman-teman sepergaulan. Siapa pun tidak ingin merasa asing, aneh dan tidak diperhatikan. Kita selalu ingin menjadi bagian dari satu lingkungan yang kita cintai. Orang-orang di fase ini akan selalu mengikuti tren sebagai salah satu syarat agar mereka tetap diterima oleh teman-teman sepergaulan. Pada tahap ini juga orang punya kerinduan untuk berteman akrab dengan sesama entah anggota keluarga, teman, atau siapa saja yang dianggap signifikan. Hanya sedikit orang yang ingin hidup sendiri, menyepi seperti di pulau terpencil. Selebihnya selalu ingin berada di antara orang-orang yang mereka cintai. Sebab itu, setiap orang pada fase ini selalu berusaha agar menyenangkan orang, apalagi lawan jenis. Orang-orang di fase ini biasanya membeli barang-barang berikut ini dengan alasan-alasan tertentu: (1) Majalah atau apa saja yang biasa membuat mereka tetap mengikuti tren-tren terkini; (2) Memiliki barang-barang yang memiliki brand khusus seperti pakaian-pakaian yang trendi sehingga mudah diterima di lingkungan pergaulannya; (3) Make-up, parfum, cologne serta pakaian-pakaian seksi untuk menarik lawan jenis dan mendapatkan perhatian (love) dari orang lain; (4) Buku-buku tentang peningkatan kualitas diri untuk mengantisipasi kritik terhadap penampilan dan agar selalu diterima.

Tahap Empat – Kebutuhan akan rasa percaya diri:
Begitu seseorang mencapai tahap empat, perhatian terhadap diri sendiri akan semakin besar. Ia melakukan hal-hal yang menyenangkan diri sendiri karena ia menyukainya, bukan karena ada majalah atau media apa saja yang menyarankannya. Orang-orang sangat individualistis karena mereka sangat bahagia dengan diri mereka sendiri, rasa percaya dirinya tinggi. Pakaiannya mewah agar dipuji atau decak kagum orang lain. Konsumen-konsumen kelompok ini ingin orang lain menghargai mereka. Mereka akan membeli barang/jasa, di bawah ini alasan-alasan seperti berikut : (1) Makanan-makanan yang lezat agar semakin sehat; (2) Buku-buku untuk membantu mereka menjadi bos bagi diri mereka sendiri karena mereka ingin memiliki power dan control; (3) Investasi financial secara on-line untuk mengontrol secara penuh portfolio keuangan mereka; (4) Mereka akan mengkonsumsi kosmetik anti-aging sehingga tetap tampil awet muda; (5) mengenakan pakaian, mobil, dan lain-lain yang mahal sehingga mereka memiliki power untuk merasa superior di hadapan orang lain.

Tahap Lima – Aktualisasi Diri :
Inilah tahap terakhir dan, sayangnya hanya segelintir orang bisa meraih tahap hidup seperti ini. Orang-orang yang meraih fase ini merasa sangat bahagia atas dirinya dan kehidupannya. Mereka akan membeli barang-barang yang memberi mereka kenikmatan dan barang-barang yang memberikan kegembiraan bagi sesama. Mereka akan membeli barang-barang seperti berikut dengan alasan-alasan tertentu: (1) Karya seni, bunga dan barang-barang indah lainnya untuk mengekspresikan jiwa mereka; (2) Jalan-jalan dengan kapal pesiar yang mewah untuk menikmati hidup; (3) Berbuat amal bagi sesama karena orang yang sampai pada tahap aktualisasi diri merasa bahagia kalau orang lain bahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar