04 Maret 2009

Menggagas Iklan ‘Cerdas’


“The creative man with an insight into human nature, with the artistry to touch and move people, will succeed. Without them he will fail”.

Pembaca budiman, itulah cuplikan kata kata Bill Bernbach—a gentleman with brains, sang legenda di dunia periklanan. Apa yang beliau katakan mengiringi pertanyaan dari saudara Sukarja yang dapat kita simak berikut ini.

Saya desainer grafis salah satu media di Jakarta, ingin sekali mendesain iklan yang begitu ‘cerdas’. Nah, iklan ‘cerdas’ ini menurut saya mempunyai dua nilai, yaitu nilai artistik dan nilai filosofis yang tinggi, sehingga iklan tersebut akan lama tertanam dalam benak konsumen. Kadang kita sulit untuk menciptakan iklan jenis itu, kira-kira langkah apa saja yang kita ambil atau persiapkan untuk menciptakan desain iklan yang disebut iklan ‘cerdas’ Apakah ada batas-batasnya?


Definisi iklan ‘cerdas’ menurut kami adalah iklan kreatif yang menjual. Artinya dari segi pendekatan visual maupun copywriting iklan tersebut mampu menarik khalayak konsumen untuk melihat, mengerti dan kemudian mengambil tindakan yang diharapkan sebenar-benarnya dari sebuah iklan yaitu membeli produk yang ditawarkan. Jadi iklan ‘cerdas’ bukan hanya lama tertanam dalam benak konsumen, tetapi harus mampu menggerakkan khalayak konsumen untuk membeli produk tersebut.

Menciptakan iklan ‘cerdas’ ini sebenarnya tidak ada buku panduannya. Dasar dari semua komunikasi adalah menciptakan stimulus untuk mendapatkan respons dari khayalak sasaran. Nah, stimulus inilah yang merangsang sebuah respons tertentu yang kita harapkan. Apakah itu berupa sebuah situasi yang dekat dengan konsumen kita, apakah itu berupa humor, pendekatan lewat warna, bentuk atau yang lainnya. Situasi ini harus mampu menciptakan sebuah relevansi yang kuat dengan konsumen. Hingga pada akhirnya, bingo! pesan tersebut mampu mengulik keinginan konsumen untuk mencoba produk yang ditawarkan.

Kreatif iklan (yang di dalamnya menyentuh nilai artistik, tentunya dirancang untuk menjual produk bukan sebagai ajang pamer kemampuan teknis. Biasanya untuk menambah kedalaman rancangan kreatif diperlukan slogan, taglines, tema atau gambar.

Saudara Sukarja yang baik, kebanyakan konsumen mempunyai cara pikir simpel sehingga tidak suka njelimet. Banyak iklan yang menjual diciptakan dari ide yang sangat sederhana. Oleh karena itu berhati-hatilah menerjemahkan istilah ‘nilai filosofis’ dalam iklan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar