04 Maret 2009

Ketika Bulan Kembali Menghitam

ketika bulan kembali menghitam
jalan-jalan semakin penuh oleh suara ciuman
juga genderang dari lambung-lambung yang kerontang

aku bersembunyi
sunyi menguntitku sejak tadi pagi
sejak aku bangun tidur, dengan senyumannya yang paling rapi
ingin memenggal leherku dengan sajaknya yang janggal
namun kerap saja gagal

seperti sulap
aku menyelinap ke dalam lipatan kaus magenta
melebur dalam hiruk senja
melahap perbincangan basi dengan bayangan sendiri

langit-langit berdentang dua belas kali
aku bertengger pada cabang-cabang rambutku
menatap arak awan yang angker

sunyi menyergap
dan kuketuk gendang telinganya
perempuanku yang mengembara
berdebar sebentar, kudengar hingar, lalu pudar

merangkak menuju pagi
di sampingku sunyi masih mengejang
dengan tubuhnya yang separuh telanjang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar