10 Maret 2009

The Ramones

The Most Inspirational Band

Hey..Ho..Lets Go! Seakan mengajak semua orang untuk mendengar teriakan khas Joey Ramone dalam mendobrak pakem komersialitas musik rock mainstream di tahun-tahun berkembangnya musik besutan Led Zeppelin, Janis Joplin, Jimmy Hendrix, dan juga booming pasca masa tenar The Beatles dan The Doors.
Permainan musik yang terasa makin rumit terdengar, dengan berbagai campuran nada dan skill memainkan instrumen musik yang menghasilkan nada-nada yang paling pas didengarkan oleh pengikut the Flowers Generation tersebut. The Ramones hadir dengan permainan musik yang terkesan seadanya, tidak rumit, dengan cord gitar standar, ditambah vokal yang berkesan nyeleneh, memberikan kesan bahwa The Ramones tidak berada pada rel yang didominasi oleh musik rock maupun pop. Mereka dikenal sebagai musisi punk-rock (pertama) di Amerika, berikut atribut yang dibawanya.

Walaupun namanya tidak sesukses band semacamnya seperti The Clash dan Sex Pistols, The Ramones masih tetap diakui sebagai punk-rocker pertama di Amerika, bahkan kontribusinya di dunia musik masih terasa hingga saat ini. Memerdengarkan chorus, reffrain, lirik, dan musik yang berulang-ulang, malah memberikan ciri tersendiri buat band yang di isi oleh Joey, Johnny, Dee Dee, dan Tomy Ramone, kalau mereka tidak meniru siapa-siapa, dan yang ditirunya dalam pembuatan album-album selanjutnya adalah band yang dinamai The Ramones itu sendiri.

Berawal dari Forest Hill, Queens, New York, tahun 1974, Jeffry Ross Hyman (nama asli Joey Ramone) mengundang John Cummings (Johnny Ramone) dan Douglas Glenn Colvin (Dee Dee Ramone) untuk bergabung dengan bandnya. Pertamanya, Dee Dee dinobatkan sebagai vokalis dan juga rythm, sedangkan Joey pada saat ini mengisi bangku drummer. Pada saat itu mereka masih belum menggunakan nama The Ramones, hingga suatu saat Dee Dee terinspirasi oleh nama samaran yang digunakan oleh Paul McCartney dalam pemesanan hotel, Paul Ramone. Dengan ide liarnya itulah nama The Ramones, dan juga nama "keluarga" Ramone lahir. Ia mengajak kedua temannya untuk menggunakan nama tersebut sebagai identitas.

Formasi menjadi berantakan, karena rupanya Dee Dee, yang beralih menjadi bassist dan vokalis, tidak mampu bermain multitasking untuk aksi pertamanya di atas panggung. Joey Ramone kena imbasnya. Ia dinobatkan sebagai vokalis sekaligus drummer. Merasa tidak mumpuni, Joey pun menyerah melakukan keduanya berbarengan. Hingga pada akhirnya nama Tamás Erdélyi (Tommy Ramone) hadir untuk mengisi kekosongan posisi drummer tersebut. Tommy yang awalnya hadir sebagai manager pun mempelajari tata cara bermain drum. Untungnya musik yang diusung The Ramones tidak rumit, dan bermain konstan, nama Tommy dianggap mampu membawakan lagu The Ramones dengan baik.

30 Maret 1974 adalah tanggal bersejarah lahirnya The Ramones di atas panggung. Banyak yang tercengang dengan permainan musik cepat mereka. Lagu-lagu yang dibawakan begitu cepat dan juga pendek, tidak banyak yang di atas dua menit, ditambah dengan penampilan mereka yang menggunakan jaket kulit warna hitam dengan celana jeans belel, seakan mengatakan kepada para hippies untuk bosan dengan hidupnya. "Mereka semua menggunakan jaket kulit hitam. Dan mereka menggunakan angka (1-2-3-4) pada lagunya...dan itu seperti tembok yang riuh...terlihat seperti menyerang. Mereka ini bukanlah Hippies. Ini adalah yang benar-benar baru saat ini," ujar Legs McNeil dari majalah Punk setelah melihat aksi panggung mereka di CBGB.

Setelah cukup lama malang melintang di klab tersebut, Linda Stein, istri dari Seymour Stein, pemilik Sire Records, melihat aksi mereka dan melaporkannya kepada sang suami. Tahun 1976 album self-tittled pertama, The Ramones, mereka keluar, dengan single andalan mereka "Blitzkrieg Bop" dan juga "I Wanna Be Your Boyfriend." Nama mereka langsung melambung, dan dinobatkan sebagai musik Punk. Selanjutnya, hampir rutin setiap tahun The Ramones berturut-turut menelurkan album penuhnya. Mulai dari Leave Home (1977), Rocket to Russia (1977), Road to Ruin (1978), End of the Century (1980), Pleasant Dreams (1981), Subterranean Jungle (1983), Too Tough to Die (1984), Animal Boy (1986), Halfway to Sanity (1987), Brain Drain (1989), Mondo Bizarro (1992), Acid Eaters (1993), dan Adios Amigos (1995).

Rentang waktu 20 tahun membuat The Ramones berhasil mendokumentasikan lagu-lagu terbaik mereka macam "Rock n Roll Highschool," I Wanna Be Sedated," Pet Cemetery," Rock n Roll Radio" dan masih banyak lagi. "K K K Took My Baby Away" adalah salah satu lagu yang cukup sering dibawakan oleh band lain, salah satunya Pearl Jam dan Kiss, dan pada kenyataannya lagu tersebut adalah hasil dari perseteruan antara Johnny dan Joey Ramone dalam memperbutkan gadis pujaannya. Hebatnya band masih berjalan dengan normal, walaupun personilnya mempunyai masalah pribadi. Satu lagi, mereka membuktikan profesionalitas mereka atas nama Ramone.

Pergantian personil tentu menjadi salah satu masalah yang pernah dirasakan sepanjang sepak terjang The Ramones. Tommy Ramone hanya bertahan sampai tahun 1978, digantikan oleh Marky Ramone yang sempat keluar masuk di band karena masalah kecanduan minuman keras. Ia sempat digantikan sementara oleh Richie Ramone (1983-1987) dan Elvis Ramone (1987). Dee Dee Ramone pun hengkang tahun 1989 karena ingin bersolo karier sebagai rapper dengan nama Dee Dee King. Ia digantikan oleh C.J Ramone.

Kariernya ditutup tahun 1996, dengan album terakhir mereka Adios Amigos, yang berarti juga selamat tinggal. Nama mereka masih tetap berkibar. Tahun 1991 pernah muncul sebuah tribut untuk mereka, "Gabba Gabba Hey: A Tribute to the Ramones" yang diisi oleh band-band macam L7, Mojo, Nixon, dan juga Bad Religion. Dan setelahnya "Were A Happy Family" (2003) muncul kepasaran, dengan sederet nama besar dibelakangnya. Mulai dari Rob Zombie, Metallica, U2, Kiss, Marilyn Manson dan lain-lian. Album tribut terakhir tersebut ditujukan kepada mendiang Joey dan Dee Dee Ramone yang telah berhasil membawa nama The Ramones mencapai puncak popularitasnya.

"Rekaman ini didedikasikan mengingatkan kita pada Joey (2001) dan Dee Dee (2002), member dari sebuah band yang luar biasa dimana saya mendapatkan hak istimewa untuk bisa memanajeri (The Ramones) lebih dari dua dekade," ujar Gary Kurfirst manajer sekaligus Co-Executive Producer album tersebut. Johnny pada saat itu masih ikut membantu pembuatan album. Baru pada tahun 2004 ia meninggal dunia. Seperti apa yang diucapkan oleh Joey Ramone, "I dont ever want to be that way, I dont wanna grow up," pada lagunya "I Dont Wanna Grow Up," The Ramones tetap konsisten dengan warna musiknya yang begitu-begitu saja. Di tengah-tengah maraknya musik-musik baru bermunculan sepanjang dua dekade tersebut, tidak membuat The Ramones menengok ke arah lain. Kesederhanaan inti dari semuanya, diantara ke-glamor-an yang muncul sana-sini.

Mereka memberikan kita wajah baru dalam bermusik. Lirik yang diulang-ulang pun tidak menjadi masalah yang sakral dalam sebuah lagu (sekarang Melly G. mulai menerapkannya). Gaya dekil, jaket kulit, celana ketat, rambut gondrong ponian sudah menjadi trend setter sejak beberapa tahun kebelakang. Jurus tiga kuncinya berhasil menginspirasi band-band punk rock. Formula itu ditemukan oleh The Ramones, dan pada akhirnya kita sadar kalau lagu yang bisa dinikmati adalah lagu yang tidak rumit dengan lirik yang mudah dilafalkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar